MEKANISME PENGUATAN
(STRENGTHENING MECHANISM)
PENDAHULUAN
Kemampuan dari logam untuk mengalami deformasi tergantung
pada kemampuan pergerakan dislokasi. Membatasi gerakan dislokasi akan membuat
material menjadi lebih kuat.
Terdapat tiga metode mekanisme penguatan dalam Logam
phasa tunggal yaitu :
Ø grain-size
reduction (penghalusan butir)
Ø solid-solution
alloying (paduan larutan padat)
Ø strain
hardening (pengerasan tegangan)
Namun biasanya, Penguatan dapat menurunkan ductilitas.
1.
GRAIN-SIZE REDUCTION
Grain boundary
barrier terhadap
pergerakan dislokasi : Slip plane tidak berlanjut atau
mengalami perubahan arah. Sudut yang kecil dari lapisan butir tidak efektif
dalam menahan dislokasi.Sudut yang besar dari lapisan butir mampu menahan block slip dan meningkatkan kekuatan
pada material. Konsentrasi tegangan di ujung slip plane kemungkinan akan memicu dislokasi baru dalam
pertambahan butir.
Gambar
1. Dislokasi butir.
Material dengan butir yang halus akan lebih keras dan
kuat dibanding butiran yang kasar, disebabkan karena mempunyai jumlah permukaan
lebih besar pada total area lapisan butir yang akan menghambat pergerakan
dislokasi. Penurunan ukuran butir biasanya lebih baik dalam meningkatkan
ketangguhan. Dalam banyak hal, variasi yield strength dengan ukuran
butir mengacu pada persamaan Hall-Petch:
Persamaan Hall-Petch
dimana σo
dan ky adalah konstan
untuk material particular, sedangkan d adalah rata-rata diameter butir.
Diameter ukuran butir d dapat di kontrol melalui :
Ø laju
pembekuan (solidification),
Ø deformasi
plastis, dan
Ø Perlakuan
panas (heat treatment) yang sesuai.
Gambar 2. grafik perubahan Grain size terhadap yield
strength dan diameter butir pada paduan kuningan 70Cu–30 Zn.
2. SOLID-SOLUTION STRENGTHENING
Paduan umumnya logam paduan lebih kuat dibandingkan
dengan logam murni, karena impuritas atom yang masuk ke dalam larutan padat
memaksakan tegangan kisi di sekeliling atom induknya.
Interstisial atau impuritas substitusi dalam
sebuah larutan akan mengakibatkan regangan kisi. Dan hasilnya impuritas ini
akan berinteraksi dengan bidang dislokasi regangan dan menghambat pergerakan
dislokasi.
Impuritas cenderung menyebar dan memisah di sekitar inti
(core) dislokasi untuk menemukan atom yang sesuai dengan radiusnya. Hal ini
akan menurunkan tegangan energi keseluruhan dan “jangkar” dislokasi.
Gambar
3. Pergerakan inti dislokasi menjauh dari gerakan impuritas ke daerah kisi
dimana tegangan atom lebih besar (daerah tegangan dislokasi yang tidak
terkompensasi oleh impuritas atom).
Gambar 4. Impuritas penyebab dislokasi.
Impuritas substitutional lebih kecil dan
lebih besar cenderung untuk menyebar ke area
tegangan sekitar dislokasi yang menyebabkan penghapusan impuritas
dislokasi tegangan kisi .
Gambar 5. Grafik perbandingan konsentrasi Nikel
terhadap Tensile Strength dan Elongation.
3. STRAIN HARDENING
Logam ulet akan lebih kuat ketika mereka terdeformasi
plastis pada temperatur di bawah titik leleh ( ≤ 7230 C ).
Alasan untuk pengerasan regangan (strain hardening)
adalah meningkatkan kerapatan dislokasi dengan deformasi plastik. Jarak
rata-rata antara penurunan dislokasi dan dislokasi mulai memblokir gerakan satu
sama lain.
Persentase cold work (%CW) sering digunakan untuk
menyatakan tingkat deformasi plastis.
dimana A0 adalah area penampang melintang
awal, Ad adalah area setelah mengalami deformasi. %CW untuk mengukur
tingkat deformasi plastis, digunakan juga untuk regangan.
Gambar
6. Grafik Stress dan Strain terhadap deformasi plastis dan pengerjaan dingin.
Yield strength selanjutnya (σy0) lebih tinggi
dibandingkan inisial yield strength (σyi). Ini adalah alasan
untuk pengaruh terhadap strain hardening. Yield strength dan hardness
akan meningkat sebagai akibat strain
hardening tetapi ductility (keuletan) akan menurun (material menjadi lebih brittle
(getas)). Efek Strain Hardening dapat dihilangkan dengan perlakuan panas
annealing.
Grafik percent cold work terhadap Yield strength, Tensile
Strength,dan Ductility
pada 1040 Steel, Brass, dan Copper.
DAFTAR PUSTAKA
Callister.Jr, William. D, 2001, FUNDAMENTALS OF MATERIALS SCIENCE AND ENGINEERING,
New York: John Wiley &
Sons, Inc
Dosen S1
Teknik Mesin UNTAD, 2008, Hand Out Material Teknik, Palu: Universitas Tadulako
Tidak ada komentar:
Posting Komentar