Penerapan Nanoteknologi pada Baja
Sumber: Berita Iptek Topik: Kimia   Tags: Nanoteknologi, teknologi nano
      Tren dan perhatian dunia terhadap teknologi nano sangat tinggi  akhir-akhir ini. Begitu pula di riset dan industri bahan seperti besi  dan baja. Riset dan pengembangan teknologi nano untuk material baja yang  dilakukan oleh negara Jepang merupakan riset pertama kali di dunia.  Riset ini dikenal dengan nama STX-21 yang dilakukan oleh National  Institute for Materials Science (NIMS), dan Supermetal Project  dikoordinir oleh New Energy and Industrial Technology Development  Organization (NEDO). Untuk STX-21, proyek besar yang telah memasuki  tahapan ke dua ini dimulai sejak tahun 1997 dan mempunyai target utama  yaitu meningkatkan kekuatan bahan dan umur pakai dua kali lipat. Salah  satu keberhasilannya adalah meningkatkan kekuatan baja level 400MPa  menjadi 800MPa tanpa menambah unsur campuran logam selain elemen  dasarnya. Kelebihan lain dari baja ini selain kekuatannya adalah  mudahnya proses daur ulang dari material ini, karena tidak perlu  mereduksi/menghilangkan unsur lain dari baja tersebut. Teknologi nano  yang diaplikasikan pada material baja ini adalah proses pengecilan butir  kristal baja sampai level submikro. Percobaan di laboratorium berhasil  memperkecil butir baja sampai 0.2 mikrometer (1/10 pangkat minus 6  meter) dan inilah butir terkecil yang ada di dunia. Tetapi, proses  produksi di industri hanya mampu mengecilkan butir sampai 1 mikrometer  dan ini merupakan terobosan besar, karena teknologi dan proses yang ada  sekarang ini (dikenal dengan Thermomechanical Process (TMCP)) tidak  mampu memperkecil butir dibawah 3~5mikrometer. Di bidang baja yang  banyak digunakan sebagai material struktur, bangunan dan konstruksi,  besar butir kristal mempunyai pengaruh sangat besar untuk sifat  mekanika, baik kekuatan dan ketangguhannya. Pada umumnya, ketangguhan  dan duktilitas logam akan menurun bila kekuatannya meningkat, tapi hal  ini tidak berlaku untuk pengecilan butir kristal. Kekuatan dan  ketangguhan akan meningkat bersamaan bila butir diperkecil. 
Proses konvensional TMCP yang banyak diaplikasikan di industri baja  mampu memperkecil butir kristal sampai 3 mikrometer tapi besar butir ini  adalah ukuran terkecil yang mampu diproduksi oleh proses ini. Prinsip  proses pengecilan butir adalah (1) memperbanyak tempat nukleasi, (2)  meningkatkan daya dorong (driving force) nukleasi dan (3) menurunkan  kecepatan pertumbuhan butir. Penyediaan tempat nukleasi sangat  ditentukan oleh besar reduksi dan suhu proses rolling. Semakin besar  reduksi dan semakin rendah suhu rolling maka semakin besar kecepatan  nukleasi. Tetapi, reduksi dan suhu rolling pada proses TMCP hanya 20%  dan 700~800 derajat celcius, dan hal ini yang menyebabkan limit butir  kristal yang dihasilkan hanya sampai 3 mikrometer. 
 Teknologi nano yang mampu mengecilkan butir sampai 1mikrometer  dikenal dengan Proses suhu rendah dan deformasi besar. Proses ini  dilakukan pada suhu di bawah 700 derajat dan 50% reduksi setiap pass.  Sekarang ini ada 3 tipe dalam proses ini, yaitu (a) pengecilan butir  austenit pada suhu rendah (daerah austenit yang metastabil), (b)  rekristalisasi ferit dan (c) reversi austenit oleh panas hasil  deformasi. Meskipun mekanisme pengecilan butir pada setiap tipe berbeda  tapi ketiganya mempunyai kesamaan yaitu reduksi yang sangat besar  sehingga membuat defek yang akan menjadi tempat nukleasi, dan juga suhu  rendah yang menyebabkan pemulihan defek itu terhambat. 
 Pengaplikasian baja hasil teknologi nano ini untuk material struktur  dan konstruksi merupakan hal yang terpenting setelah keberhasilan  memproduksinya. Ini adalah target pada riset dan pengembangan baja hasil  teknologi nano yang dikenal dengan baja ultra (ultra steel). Percobaan  untuk mengaplikasikan baja ini dilakukan bekerjasama dengan Japanese  Society of Steel Construction (JSSC). Baja yang direncanakan akan  digunakan untuk bahan konstruksi dan bangunan memasuki tahap uji coba.  Untuk bahan konstruksi, baja ini digunakan sebagai mur (bolt) dan bahan  jembatan konstruksi baja serta untuk meningkatkan sisi ekonomis dan  ketahanan.
 Print this page










Tidak ada komentar:
Posting Komentar